Anak yang terkonfirmasi virus Covid-19 didominasi mengalami diare

Orang dewasa yang terkonfirmasi positif virus Covid-19, biasanya mengeluhkan gejala hilangnya indera penciuman dan indera pengecapan.

Ilustrasi, ibu sedang memasangkan masker ke anak. Foto pexels.com

Konsultan Spesialis anak Ida Safitri Laksanawati mengatakan, virus Covid-19 bisa terjadi pada anak, namun tingkat keparahan dan resiko fatalitas lebih rendah dibanding orang dewasa. 

“Kasus Covid-19 ini benar-benar tidak memilih. Dia bisa mengenai semua lapisan umur. Jika dilihat dari data global, jumlah anak yang terpapar tidak sebanyak orang dewasa,” ucap Ida Safitri melalui webinar “Perlindungan Terhadap Anak yang Terdampak Covid-19” oleh Yayasan Lentera  Anak, pada Kamis (2/9). 

Menurut Ida, berdasarkan sebuah penelitian yang ia gunakan, anak berusia di bawah 10 tahun berisiko tertular lebih rendah dibandingkan remaja dan dewasa. Di Indonesia sendiri, sebanyak 13% atau setara dengan 531.674 kasus positif virus Covid-19 pada anak usia di bawah 18 tahun yang sudah terkonfirmasi. Sedangkan, kasus kematian pada anak di bawah 18 tahun hanya 1% atau setara 1.330 kasus yang terkonfirmasi. 

“Sekarang ini kita sedang dalam upaya untuk melakukan pencegahan sekaligus juga mencapai kekebalan komunitas dengan mengkampanyekan vaksinasi pada anak,” jelas Ida Safitri yang menyebutkan hal itu sebagai salah satu upaya yang ditawarkan dalam mencegah virus Covid-19 pada anak. 

Gejala-gejala virus Covid-19 yang dialami pada anak ataupun orang dewasa ternyata tidak jauh berbeda. Namun, gejala pada anak yang terkonfirmasi virus Covid-19 didominasi mengalami diare.