Berlanjutnya teror horor dan drama keluarga di layar lebar Indonesia 2020

Kualitas film-film layar lebar Indonesia pada 2020 diyakini semakin baik dari segi gagasan dan cara penyampaian.

Ilustrasi tren film Indonesia 2020. Alinea.id/Dwi Setiawan

Hisra Permata, seorang karyawan di sebuah stasiun televisi swasta, baru usai menonton film Si Manis Jembatan Ancol (2019), Senin sore (30/12/2019). Film horor yang mengungkap kisah sosok arwah penasaran perempuan bernama Maryam, sempat populer pada era 1990-an sebagai sebuah program serial televisi. Selain itu, film layar lebar Si Manis Jembatan Ancol juga diproduksi pada 1973.

Film garapan rumah produksi Multivision Plus dan disutradarai Anggy Umbara, hadir sebagai salah satu film daur ulang (remake) di penghujung 2019. Kehadirannya menawarkan nostalgia ketegangan bagi penggemar film horor seperti Hisra.

“Pengin dapat efek dikagetin lagi. Aku penasaran remake-nya kayak apa,” kata Hisra dijumpai di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (30/12/2019).

Dia juga mengungkapkan, film itu ditontonnya untuk memuaskan keingintahuannya. Sebagai peminat film horor dan thriller, Hisra mengikuti kisah seluk-beluk arwah perempuan Si Manis sejak lama.

Setelah menonton, dia menilai kisah Si Manis Jembatan Ancol (2019) jauh berbeda dari cerita serupa yang diproduksi sebelumnya. Beberapa bagian cerita dinilai melenceng dari film asalinya. Beberapa bagian film pun membuat dia agak kurang sreg, yaitu kejutan cerita tokoh Maryam yang pura-pura mati.