Cek kesehatan otak melalui indra penciuman

Kemampuan dalam mencium bau di sekitar bisa menjadi indikator kesehatan otak secara keseluruhan.

Selama ini, kamu mungkin tidak pernah menganggap penting peran indra penciuman. Bisa atau tidak menghirup bau di sekitar barangkali bukan masalah esensial bagi kamu. Padahal, menurut sebuah penelitian yang dilakukan baru-baru ini, tes bau sederhana dapat memprediksi kemungkinan kamu mengalami demensia.

Menurut situs resmi Mayo Clinic, demensia bukan penyakit yang spesifik. Sebaliknya, demensia merupakan sekelompok gejala yang memengaruhi ingatan, pemikiran, dan kemampuan sosial yang cukup parah, sehingga dapat menganggu aktivitas sehari-hari.

Meski demensia melibatkan kehilangan memori, kehilangan memori memiliki beragam penyebab. Jadi, kehilangan memori saja tidak berarti kamu mengalami demensia. Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum demensia progresif pada orang dewasa yang lebih tua.

Bicara lebih jauh terkait penelitian tentang indera penciuman dan demensia, tes bau memungkinkan dokter melihat pertanda awal bahwa ada masalah sedang terjadi. “Kemampuan untuk mencium adalah jendela ke bagian otak yang terkait dengan fungsi inti, seperti kesenangan, emosi, dan memori," kata Jayant Pinto, MD, penulis studi dan ahli bedah otolaringologi dan kepala dan leher di University of Chicago Medicine seperti dilansir dari webmd.com.

Dalam penelitian tersebut, periset mengunjungi rumah-rumah lebih dari 2.900 orang dewasa berusia 57-85 tahun yang menjadi responden. Periset ingin menguji seberapa baik mereka mengenali lima bau yang berbeda, yakni peppermint, ikan, jeruk, mawar, dan leather atau bahan baku utama yang biasa digunakan untuk membuat tas, ikat pinggang, dan lainnya. Lima tahun kemudian, para peneliti menindaklanjuti riset kepada responden, yang usianya sudah lebih tua untuk mengetahui apakah ada di antara mereka yang mendapat diagnosis demensia sejak melakukan tes bau.