E-sport, antara prestasi dan program pendidikan di sekolah

Beberapa sekolah dan universitas membuka program e-sport. Apa tujuannya?

Ilustrasi e-sport. Alinea.id/Oky Diaz.

Turnamen Piala Presiden E-sports 2020 baru saja rampung digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan. Selain Indonesia, edisi kedua turnamen ini diikuti Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.

Turnamen yang mempertandingkan gim Free Fire, Football PES 2020, Ultra Space Battle Brawl, dan Mobile Premier League ini merupakan kolaborasi Indonesia E-sports Premier League (IESPL), Kantor Staf Presiden (KSP), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

E-sport tengah berkembang pesat di Indonesia. Pada Asian Games 2018 di Jakarta, cabang yang menggunakan media video gim ini dipertandingan untuk pertama kalinya.

Di Indonesia, perkembangan e-sport tak lepas dari pertumbuhan gim pada awal 2000-an. Penggemar gim saat itu pasti kenal League of Legends, Mobile Legends, Defense of the Ancients (DotA), dan Counter Strike.

Survei yang dilakukan Newzoo dan Gamescom Asia menyebut, pemain gim di Indonesia menghabiskan total US$1 miliar untuk belanja gim pada 2018. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar gim terbesar di Asia Tenggara.