Di antara barbel dan treadmill, ada satu kebiasaan yang semakin populer di kalangan pengunjung gym: mencampur satu sendok bubuk berlabel “pre-workout” ke dalam botol shaker sebelum sesi latihan dimulai. Janjinya sederhana—tenaga meningkat, performa terdongkrak, dan motivasi melesat. Tapi di balik sensasi semangat instan itu, para ahli memperingatkan, ada risiko serius yang sering diabaikan.
Lauren O’Reilly, seorang apoteker berbasis di Irlandia, menjadi salah satu yan bersuara memperingatkan bahaya di balik tren ini. Dalam sebuah video edukatif yang ia unggah ke TikTok—yang telah ditonton lebih dari 80 ribu kali—ia menyampaikan pesan tegas: “Saya tidak akan menyentuh bubuk pre-workout itu.”
Pasalnya, satu sajian produk tersebut rata-rata mengandung lebih dari 300 miligram kafein. Jumlah ini setara dengan mengonsumsi tiga cangkir kopi sekaligus dalam satu tegukan. Reaksi yang umum dirasakan setelahnya adalah jantung berdebar, kegelisahan, bahkan perasaan cemas berlebihan. Tapi, menurut O’Reilly, efek sebenarnya jauh lebih dalam.
“Palpitasi yang Anda rasakan itu adalah tanda tekanan hebat pada jantung dan sistem pembuluh darah Anda,” ujarnya.
Jantung bukan mesin tanpa batas
Kafein dalam dosis besar mendorong pelepasan hormon adrenalin secara intens. Hasilnya: detak jantung meningkat dan tekanan darah melonjak. Bagi sebagian orang, terutama yang memiliki gangguan irama jantung—bahkan tanpa disadari—ini bisa menjadi pemicu fibrilasi atrium. Kondisi ini membuat detak jantung tidak teratur, dan dalam banyak kasus, menjadi pintu masuk menuju serangan jantung atau gagal jantung.
O'Reilly bukan satu-satunya yang menyampaikan peringatan. Badan Standar Makanan Inggris (FSA) juga pernah mengeluarkan imbauan keras terhadap produk suplemen berkafein tinggi. Imbauan ini muncul setelah meninggalnya Thomas Mansfield, seorang pelatih kebugaran berusia 29 tahun asal Wales. Ia secara tidak sengaja mengonsumsi dosis bubuk kafein setara dengan 200 cangkir kopi—16 kali lipat dari batas aman harian—dan meninggal beberapa jam kemudian akibat serangan jantung.
Ironisnya, banyak pengguna tidak membaca petunjuk dosis pada label kemasan. “Kurang dari separuh konsumen memeriksa aturan pakai sebelum mengonsumsi,” ungkap FSA. Padahal, beberapa label sudah menyarankan penggunaan hanya untuk "sekali-sekali", bukan setiap sesi latihan.
Kasus nyata yang mengguncang AS
Fenomena serupa juga terjadi di Amerika Serikat. Pada 2023, restoran cepat saji Panera Bread digugat setelah minuman Charged Lemonade mereka diduga menyebabkan sejumlah gangguan jantung serius. Lauren Skerritt, seorang atlet berusia 28 tahun asal Rhode Island, melaporkan mengalami palpitasi hebat dan pusing setelah meminum dua setengah botol minuman tersebut. Diagnosis menunjukkan bahwa ia mengalami fibrilasi atrium.
Lebih tragis lagi, seorang mahasiswa berusia 21 tahun dari Pennsylvania meninggal akibat serangan jantung setelah meminum minuman yang sama. Minuman itu diketahui mengandung 390 mg kafein. Korban memiliki riwayat sindrom QT panjang—kelainan irama jantung yang membuat jantung berdetak lebih lambat dari biasanya. Kafein mempercepat pola detak, yang dalam kondisi tersebut bisa berujung fatal.
Berapa dosis kafein yang masih aman?
FSA merekomendasikan batas konsumsi kafein maksimal 400 mg per hari untuk orang dewasa sehat—sekitar empat cangkir kopi. Tapi bagi mereka yang memiliki gangguan jantung, bahkan secangkir kopi besar yang mengandung 100 mg kafein bisa berisiko. “Kafein bisa menghilangkan jeda vital yang dibutuhkan otot jantung untuk rileks,” jelas Dr. Stuart Fischer, seorang dokter penyakit dalam dari New York. Jika jeda itu hilang, jantung akan terus bekerja tanpa sempat beristirahat—dan pada akhirnya bisa kolaps.
Alternatif yang lebih aman
Menurut O’Reilly, dorongan energi sebelum olahraga tidak harus datang dari bubuk buatan. Ia menyarankan untuk makan pisang sekitar 30 menit sebelum berolahraga. Kombinasi alami karbohidrat, kalium, dan gula alami dalam pisang cukup untuk memberi dorongan energi tanpa risiko bagi jantung.
Intinya, mengisi tenaga sebelum latihan memang penting, tapi keselamatan jauh lebih penting. Suplemen pre-workout dengan kandungan kafein tinggi bukan sekadar produk peningkat performa—mereka bisa jadi pemicu bencana kesehatan, apalagi jika dikonsumsi tanpa edukasi dan pengawasan.
Sebelum mencampur bubuk ke botol shaker Anda, pastikan Anda juga mencampurkan pengetahuan dan kehati-hatian. Karena tidak semua yang membuat tubuh terasa berenergi itu benar-benar baik bagi tubuh Anda.(dailymail)