Industri seni tiarap dan menanti uluran tangan pemerintah

"Jika tidak ada event, sekarang tiarap dulu."

Ilustrasi konser musik. Foto Pixabay.

Pandemi Covid-19 memukul aktivitas ekonomi akibat kebijakan penerapan karantina wilayah. Industri seni pun tak luput dari dampak penyebaran virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China itu. 

Corona mengakibatkan sejumlah produksi film ditunda. Pun demikian dengan sederet konser, pementasan teater, dan pameran seni yang ditunda, bahkan dibatalkan. Pekerja kreatif terpaksa menelan kerugian lantaran pembatalan. 

David Ananda, CEO Full Color Entertainment, mengungkapkan pandemi Covid-19 mengempiskan pemasukannya sebagai salah satu promotor event konser musik. Selama ini, kata David, penjualan tiket dan dukungan sponsor untuk setiap penyelenggaraan konser menjadi sumber pemasukan utama. Namun, sejak terjadi pandemi Covid-19, otomatis melumpuhkan usaha mereka.

“Sumber pendapatan kita hanya dari penjualan tiket dan sponsor. Jika tidak ada event, sekarang tiarap dulu. Benar-benar zero income,” ucap David melalui pesan WhatsApp, Sabtu pekan lalu (18/4).

Full Color Entertainment adalah salah satu promotor yang rutin menggelar pertunjukan musik dengan musisi dari luar negeri, seperti Charlie Puth, Boyzone, Boyzlife, dan Westlife. Salah satu pertunjukan yang batal diadakan ialah Private Show dengan Loren Allred dari The Greatest Showman, yang dijadwalkan pada 14 dan 15 Maret lalu.