Kasus Hamlin dan kiat membangun brand fesyen berkualitas

Brand yang baik membutuhkan nilai lebih dan kualitas yang tinggi.

Ilustrasi produk fesyen./Foto kaboompics/Pixabay.com

Merek fesyen lokal Hamlin tengah menjadi sorotan warganet, setelah seorang beauty vlogger, Arianti melakukan ulasan produk lewat TikTok berupa tas laptop yang dibelinya seharga Rp300.000-an, ternyata merupakan produksi merek lain, dengan harga yang jauh lebih murah Rp20.000-an. Label Hamlin di tas laptop itu bisa dicopot, menimpa merek lain. Unggahan tersebut pun viral.

Melalui akun media sosial Instagram-nya, manajemen Hamlin pun memberikan klarifikasi. Mereka menyatakan, kesalahan ada pada pihak mitra produsen. Hamlin sendiri merupakan merek dari beragam produk luxury fashion, mulai pakaian, tas, dompet, hingga aksesoris. Produk-produknya dijual di toko online dan media sosial.

Salah seorang konsumen, Anne Situmeang, mengetahui brand Hamlin dari sebuah toko daring terkemuka. Ia membeli produk tas slempang atau slingbag di toko daring itu.

“Aku pikir dia barang original produksi sendiri,” kata Anne kepada Alinea.id, Jumat (22/3).

Ia membeli tas slempang tersebut seharga Rp1,5 juta. Namun, ketika dilihat di toko daring lain, barang serupa dibanderol Rp150.000. “Kualitas juga tidak kayak barang Rp1 juta,” tutur dia.