Sejak 1977, perusahaan tersebut telah mengeluarkan iklan lokal hampir setiap tahun yang menekankan pentingnya memberi hadiah kaleng kue Kjeldsens.
Tahun Baru Imlek di Hong Kong ini, makanan seperti wu ha (bola goreng talas), yau gok (pangsit manis goreng), dan biji melon panggang akan tersaji di meja makan saat kumpul keluarga, menjamu tamu sambil mengecoh saudara mereka di meja mahjong atau bertemu kembali dengan sepupu jauh yang sudah lama tidak berjumpa.
Namun, sebutan untuk camilan musiman terbaik jatuh ke tangan kandidat yang di luar ekspektasi: Ya, pemenangnya adalah kue yang dibuat di Denmark oleh merek Kjeldsens yang sudah berusia hampir seabad. Hanya sedikit warga Hong Kong yang tahu cara mengucapkan nama merek tersebut—secara lokal, kue tersebut disebut "kue kaleng biru" berdasarkan wadahnya yang ikonik—dan warna biru tua. Kaleng tersebut juga tidak melengkapi palet merah, warna yang mendominasi perayaan Tahun Baru Imlek.
Meski begitu, berbagai set kotak kue ditumpuk seperti benteng di supermarket sebelum akhirnya sampai ke hampir setiap rumah. Orang-orang berdebat apakah kue berbentuk cincin itu lebih unggul daripada kue yang bentuknya seperti pretzel dan dihiasi gula, dan sebaliknya. Bahkan kalengnya pun diubah menjadi benda-benda bernilai sentimental, disimpan untuk menyimpan pernak-pernik.
“Rasanya seperti teman masa kecil yang tidak pernah Anda sadari, tetapi anehnya Anda rindukan saat tinggal ribuan mil jauhnya dari rumah,” kata Calif Chong, warga Hong Kong yang lahir dan besar di sana dan kini tinggal di London.
“Kuenya lezat, tetapi bagian terbaiknya adalah kalengnya! Ibu saya telah menaruh jarum, tambalan, dan kancing yang ia gunakan untuk menjahit di dalamnya sejak saya masih di sekolah dasar.”
Menjelang Tahun Baru Imlek, supermarket menyediakan tumpukan kaleng kue Kjeldsens.