Menggeliat bangkit dari keterpurukan di masa pandemi

Riky, salah satu dari jutaan orang yang terpaksa menganggur karena pandemi.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Habis Gelap Terbitlah Terang. Demikian judul buku berisi kumpulan surat yang ditulis oleh Kartini.

Kumpulan surat itu dibukukan oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht yang arti harfiahnya Dari Kegelapan Menuju Cahaya. Kalimat "habis gelap terbitlah terang" lah yang masih populer di tengah masyarakat hingga kini, terutama saat pandemi. Penggalan kalimat itu dimaknai akan ada kebahagiaan di kemudian hari setelah merasakan masa-masa sulit.

Coronavirus yang mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun ini telah mengubah banyak hal. Jutaan orang mendadak kehilangan pekerjaan lantaran perusahaan kesulitan cashflow. Riky Aji Widana, salah satu dari jutaan orang tersebut.  

Pria 23 tahun itu terpaksa hidup tanpa pendapatan tetap selama hampir enam bulan. Sebelum virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China itu menjangkiti Indonesia, Riky bekerja lepas sebagai desain grafis di sebuah perusahaan makanan dan biskuit bayi. 

"Kontrak di perusahaan tersebut habis di 24 Maret dan tidak diperpanjang," cerita Riky saat berbincang dengan Alinea.id, belum lama ini.