Mudah kembangkan keuangan dengan rekening valas

Menabung valas atau menyimpan dana dalam mata uang berdenominasi asing ke dalam sebuah rekening menjadi opsi yang menarik.

Ilustrasi. Hitungan investasi. Pexels.com

Berdasarkan analisa tim DBS dan data dari Bloomberg Finance, saat pasar keuangan global mengalami guncangan pada kuartal pertama di 2020 akibat wabah Covid-19, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi lebih dari 30% di Maret lalu akibat kepanikan investor terhadap penyebaran virus Covid-19 di seluruh dunia. Namun dolar Amerika Serikat justru menguat lebih dari 15% dibanding rupiah dalam periode yang sama. Bagi masyarakat yang saat itu memiliki simpanan dalam dolar AS, tentu sangat diuntungkan.

Oleh sebab itu, menabung valas atau menyimpan dana dalam mata uang berdenominasi asing ke dalam sebuah rekening menjadi opsi yang menarik. Kendati demikian, perlu diingat pembelian valas tidak dapat dilakukan dengan gegabah.

Di masa pandemi seperti ini, sebaiknya berinvestasi tidak hanya mengukur return tetapi juga risiko. Investor juga harus mengetahui risiko yang melekat pada sebuah instrumen investasi. Dapat mempertimbangkan faktor likuiditasnya.

"Salah satu yang memenuhi ketiga kriteria tersebut adalah tabungan valas di mana tingkat likuiditas yang tinggi dapat menjadikan dana tersebut sebagai salah satu bentuk penempatan dana darurat. Risikonya pun cukup rendah mengikuti perkembangan pasar uang. Akan tetapi, perlu diperhatikan menabung valas juga tidak boleh sembarang tentunya untuk menghindari kerugian. Tabungan valas melalui lembaga perbankan digital dinilai tepat karena keamanan yang terjamin dan mudah diakses selama 24 jam tanpa harus ke kantor cabang,” ujar CEO Big Alpha Tirta Prayudha, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/8).

Risiko dapat diminimalisir dengan menabung valas melalui bank atau lembaga keuangan resmi yang aman dan terpercaya.