Pergantian musim dan meningkatnya kasus demam berdarah

Per 18 Maret 2024, kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 35.556, dengan 290 kematian.

Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti./Foto lksuperboy/Pixabay.com

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 1 Maret 2024 menunjukkan, terdapat hampir 16.000 kasus demam berdarah dengue (DBD) di 213 kabupaten/kota di Indonesia, dengan 124 kematian. Kasus terbanyak tercatat ada di Tangerang, Bandung Barat, Kota Kendari, Subang, dan Lebak.

Kasus penyakit yang disebabkan virus dengue lewat nyamuk Aedes aegypti itu pun terus meningkat. Per 18 Maret 2024, kasusnya mencapai 35.556, dengan 290 kematian. Jawa Barat menjadi provinsi penyumbang kasus DBD terbanyak, yakni 10.428 kasus. Diikuti Jawa Timur 3.638 kasus, Sulawesi Tenggara 2.763 kasus, dan Kalimantan Tengah 2.309 kasus. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan pada 2023 dalam periode yang sama, dengan 15.886 kasus dan 118 kematian.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, peningkatan kasus DBD tersebut diakibatkan perubahan musim. Siti menuturkan, setiap perubahan musim, baik itu musim panas ke hujan atau sebaliknya, akan ada risiko peningkatan tempat-tempat nyamuk berkembangbiak karena banyak genangan air.

“Selain itu, perubahan iklim dan adanya El Nino memengaruhi kondisi ini,” kata Siti kepada Alinea.id, Selasa (26/3).

“Di musim pancaroba, virus dan bakteri menjadi lebih menular.”