Asyik dengan ponsel bisa ganggu kesehatan mental

Di masa sekarang, ponsel menjadi barang wajib dibawa ke mana saja, bahkan ke toilet sekali pun.

Phubbing dapat berbahaya karena menyebabkan seseorang rentan mengalami depresi / Pixabay

Phubbing merupakan istilah yang diciptakan oleh para ahli untuk menggambarkan tindakan melecehkan lawan bicara dengan melulu melihat telepon genggam atau smartphone selama mengobrol.

Di masa sekarang, banyak orang tidak bisa hidup tanpa smartphone. Barang ini tampaknya wajib dibawa ke mana saja, bahkan ke toilet sekali pun. Saat mengobrol dengan seorang teman, rekan kerja, atau salah satu anggota keluarga, smartphone juga sepertinya tidak boleh absen dari genggaman.

Ketika sudah menghadirkan smartphone atau bahkan sering mengecek notifikasi pada smartphone di tengah perbincangan dengan orang lain, Anda sesungguhnya tengah melecehkan lawan bicara alias phubbing. Time menuliskan phubbing hampir pasti telah menjadi bagian dari kehidupan sehari sehari masa kini. Coba pikirkan, seberapa sering percakapan terhenti gara-gara Anda atau lawan bicara mula mengeluarkan smarphone dan menenggelamkan diri ke dalam linimasa Facebook, Instagram, atau Twitter?

Meski tampak sepele, phubbing sesungguhnya berpotensi merusak hubungan kamu dengan orang lain.

Emma Seppälä, psikolog sekaligus penulis buku The Happiness Track, seperti ditulis oleh Time, mengungkapkan, “Ironisnya, phubbing barangkali dimaksudkan agar Anda dapat terkoneksi dengan seseorang melalui media sosial. Tapi hal itu benar-benar dapat mengganggu interaksi secara langsung".