Film horor yang mengangkat kehidupan buruh musiman di sebuah pabrik gula di Jawa Timur.
Dikisahkan, ada beberapa pemuda yang berasal dari sebuah desa di Jawa Timur, yakni Endah (Erya Aurelia), Fadhil (Arbani Yasiz), Dwi (Arif Alfiansyah), Hendra (Bukie B. Mansyur), Wati (Wavi Zihan), Naning (Erika Carlina), dan Mulyono alias Franky (Benictus Siregar), yang berangkat ke pabrik gula menggunakan mobil truk untuk bekerja sebagai buruh musiman.
Setiap tahun, pabrik itu memanfaatkan buruh musiman dari desa-desa di sekitarnya untuk mempercepat proses penggilingan tebu. Mereka disediakan asrama di dalam lingkungan pabrik, dengan beberapa syarat yang tak boleh dilanggar. Salah satunya terkait jam malam yang disebut jam merah. Setiap buruh musiman, tak diizinkan keluar dari asrama setiap jam sembilan malam.
Film yang ditayangkan perdana di bioskop pada 31 Maret 2025 ini, berhasil menyedot perhatian penonton. Situs Film Indonesia mencatat, hingga Minggu (6/4), jumlah penonton sudah menembus 1.651.577 orang. Berada di bawah Petaka Gunung Gede, yang mencatat 3.236.477 penonton, yang sejauh ini menjadi film paling laris tahun 2025.
Berlatar belakang tahun 2002, awalnya kehidupan orang-orang di pabrik gula itu biasa saja. Kejadian ganjil pertama kali dialami Endah, yang keluar dari asrama untuk mengikuti sosok misterius setelah jam sembilan malam. Tak sengaja, dia melihat pagelaran wayang kulit, yang ditonton banyak sosok menyeramkan. Dari sini, kejadian-kejadian ganjil mulai meningkat, seperti kecelakaan kerja buruh yang tertimpa tebu dari kereta pengangkut hingga mayat seorang buruh di dalam sumur.
Ternyata, tujuh tahun sebelumnya, ada kebakaran hebat yang terjadi di salah satu gudang “terlarang”. Banyak buruh yang mati karena peristiwa itu.