Upacara Labuhan Ageng, tanda syukur naik tahta Sri Sultan

Sri Sultan Hamengku Bowono X melabuhkan benda-benda pribadi kesukaannya sebagai bentuk permohonan untuk kesejahteraan masyarakat.

Sejumlah abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti prosesi Labuhan./Antara Foto

Ratusan masyarakat Yogyakarta bersama dengan abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti prosesi upacara adat Labuhan Ageng Gunung Merapi dari Joglo Kinahrejo, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan. Upacara yang telah dimulai sejak pukul 06.00 WIB dimulai diawali dengan rangkaian uba rampe.

Uba rampe akan diarak dalam perjalanan sekitar dua jam menuju ke Bangsal Sri Manganti atau Pos 1 pendakian Gunung Merapi. Setelahnya akan dilakukan upacara resmi puncak Labuhan Merapi.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Aji Wulantara menjelaskan, upacara adat Labuhan Ageng Gunung Merapi ini dalam rangka hajat Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat untuk memperingati naik tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Aji menyebut bahwa upacara tersebut sebagai bentuk rasa syukur. 

"Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Bowono X melabuhkan benda-benda pribadi yang disukainya sebagai bentuk permohonan untuk kesejahteraan masyarakat Yogyakarta," kata Aji seperti dikutip Antara.

Sebagai informasi, uba rampe yang dilabuh berupa sinjang limar satu lembar dan sinjang cangkring satu lembar. Lalu juga, semekan gadhung satu lembar, semekan gadhung melati satu lembar, paningset udaraga satu lembar, kambil watangan satu biji, seswangen 10 biji, seloratus lisah konyoh satu buntal, yotro tindih dua amplop dan destar doromuluk satu lembar.