Space menyebut, sekitar 29% dari seluruh gerhana bulan adalah gerhana bulan total.
Pada Minggu (7/9) dan Senin (8/9) malam di Australia, Asia, Afrika, dan sebagian Eropa bakal terlihat pemandangan spektakuler gerhana bulan total, yang disebut blood moon atau “bulan darah”. Fenomena yang diperkirakan berlangsung sekitar lima jam ini juga bisa disaksikan di Indonesia.
Menurut Space, bulan darah adalah cahaya merah dramatis dari bulan selama gerhana bulan total. Gerhana ini terjadi lantaran bayangan Bumi menutupi bulan purnama sepenuhnya, menyaring sinar matahari yang menembus atmosfer, dan mengubah permukaan bulan menjadi merah tua atau cokelat tembaga.
Karena orbit bulan sedikit miring, sebagian besar bulan purnama tak sejajar sempurna. Namun, saat sejajar sempurna, hasilnya adalah gerhana bulan darah yang memukau.
Space menyebut, sekitar 29% dari seluruh gerhana bulan adalah gerhana bulan total. Bumi mengalami sekitar dua gerhana bulan per tahun. Sebagian besar tempat di Bumi diperkirakan akan menyaksikan gerhana bulan total sekali setiap 2,5 tahun.
Namun, tak semua gerhana bulan menghasilkan bulan darah. Jika Bumi hanya sebagian menghalangi matahari, bagian tergelap bayangannya menutupi sebagian permukaan bulan, sehingga menciptakan gerhana bulan parsial—seolah-olah sebagai gelap telah dihilangkan dari bulan.