Aksi-aksi fenomenal FPI

Pada awalnya, aktivitas FPI terutama berkutat di seputar razia tempat pelacuran dan diskotek.

FPI kerap menggelar razia dan penggerebekan yang disertai kekerasan. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Front Pembela Islam (FPI) kembali menggelar aksi unjuk rasa kembali menggelar aksi unjuk rasa di sekitar Monumen Nasional (Monas) dan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (21/2). Namun, berbeda dengan sebelumnya, FPI dan rekan-rekan mengusung tema antikorupsi dalam aksi kali ini. 

Selain kasus suap yang melibatkan politikus PDI-Perjuangan Harun Masiku, Sekretaris Umum FPI Munarman mengatakan, FPI juga menuntut pemerintah segera menuntaskan kasus megakorupsi penjualan kondensat yang merugikan negara hingga Rp35 triliun, kasus gagal bayar PT Jiwasraya dengan kerugian Rp13 triliun, dan kasus PT Asabri dengan kerugian Rp10 triliun.

"Negara ini hancur karena korupsi. Penyelenggara pemilu sudah satu tertangkap tangan KPK. Bila penyelenggaraan pemilu sudah melakukan modus yang koruptif, bagaimana mungkin menghasilkan orang baik sebagai penyelenggara negara?" kata Munarman kepada Alinea.id. 

Didirikan pada 1998, FPI dikenal sebagai salah satu ormas terdepan sebagai "pengawal" akidah. Pada awalnya, aktivitas FPI terutama berkutat di seputar razia tempat pelacuran dan diskotek. Belakangan, FPI memang rajin terlibat aksi-aksi bernuansa politis.

Guru Besar Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Sukron Kamil memandang pergeseran isu yang diusung FPI merupakan pertanda organisasi besutan Rizieq Shihab ini tengah bertransformasi menjadi gerakan yang lebih politis.