Kinerja emiten media sepanjang 2022

Analog swicth off pada tahun 2022 mempengaruhi kinerja bisnis perusahaan media televisi.

Ilustrasi Alinea.id/Firgie Saputra.

Tahun lalu, kinerja saham emiten-emiten sektor media memang tidak begitu menggembirakan. Namun, kondisi ini masih sejalan dengan pasar saham yang secara keseluruhan juga tidak begitu bergairah. Hal ini terlihat dari indeks harga saham gabungan (IHSG) yang pada akhir tahun ditutup turun 0,14% di level 6.850. Sepanjang Desember 2022, indeks saham ini turun 2,41 poin sehingga mematahkan sejarah positif dalam 20 tahun.

“Ini juga menjadi bukti kalau yang salah bukan dari industrinya, tapi memang karena pasar saham yang sedang tidak dalam kondisi baik. Sebaliknya, kalau IHSG lemah, tapi kinerja saham emiten media penyiaran ini bagus, justru patut dipertanyakan,” jelasnya.

Pada tahun ini, Lucky menilai industri media penyiaran akan memasuki babak baru, digantikan dengan episode yang lebih baik. Apalagi, pada tahun ini belanja barang konsumsi atau FMCG (Fast Moving Consumer Goods) diperkirakan akan mulai tumbuh, seiring dengan perbaikan mobilitas masyarakat. Di saat yang sama, migrasi ke TV digital pun juga diperkirakan akan mulai menunjukkan tajinya.

“Dengan melihat fundamental perusahaan-perusahaan media penyiaran yang semakin baik, ditambah belanja FMCG yang mulai meningkat didorong juga dari belanja iklan perusahaan, serta dampak positif dari migrasi TV digital, saya kira tahun ini saham-saham emiten ini akan tumbuh lebih baik,” nilainya.

Alinea.id mengulas prospek saham emiten medis pasca analog switch off dalam artikel ini.