Mungkinkah sorgum mengganti gandum?

Pemerintah menginginkan komoditas sorgum bisa menggantikan gandum yang saat ini mengalami kenaikan harga akibat perang Rusia-Ukraina.

Ilustrasi Alinea.id/Debbie Alyuwandira.

Untuk mengatasi krisis pangan ini, pemerintah tengah menyiapkan rencana besar, salah satunya adalah dengan memanfaatkan alternatif bahan pangan. Sebagai negara agraris, Indonesia punya banyak diversifikasi pangan selain beras, beberapa di antaranya adalah jagung, sagu, singkong, hingga tanaman kuno yang telah lama dilupakan masyarakat, sorgum.

Ihwal sorgum, awal Juni lalu Presiden Joko Widodo mulai membumikan wacana pengembangan sorgum sebagai pengganti gandum. Alasannya, selain karena kenaikan harga yang terus terjadi lantaran semakin banyak negara menutup pintu ekspor, konsumsi gandum masyarakat juga terbilang tinggi.

Pemilihan sorgum sebagai substitusi gandum bukan tanpa sebab. Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Ismail Wahab menjelaskan, sorgum cukup mudah dibudidayakan, tidak seperti gandum yang memang tidak bisa ditanam di tanah Ibu Pertiwi.

Dia bilang, selain benih dan bibitnya telah tersedia, sorgum juga mudah menyesuaikan kondisi lahan setempat dan tahan dalam kondisi ekstrim seperti kekeringan atau tanah miskin unsur hara. Sorgum bahkan pun bisa ditanam pada lahan tumpangsari seperti jagung atau di lahan kering sekalipun.

“Sorgum bisa diratum, jadi sangat efisien dan tidak mengganggu tanaman jagung. Ketika jagung tidak bisa tumbuh, sorgum bisa tumbuh,” katanya, kepada Alinea.id, Jumat (19/8).