Plus minus kartu kredit dan layanan paylater

Kartu kredit dan paylater memiliki keunggulan masing-masing.

Ilustrasi Alinea.id/Aisya Kurnia.

Kinerja bisnis kartu kredit semakin melemah tiap tahunnya. Menurut Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), hingga Selasa (7/12) lalu transaksi dengan kartu kredit tercatat sebanyak 223.629.156 kali, turun jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 268.209.725 kali. Sementara nilai dari transaksi kartu kredit hingga pekan pertama Desember tercatat sebesar Rp189.551.984, lebih rendah dari tahun 2020 yang senilai Rp231.553.111. 

Hal ini seiring dengan penurunan jumlah penerbitan kartu kredit. Di mana pada periode yang sama jumlah kartu kredit hanya sebanyak 16.940.040 buah, kembali turun dari tahun sebelumnya yang sebanyak 16.994.040 buah.

Kondisi ini pun lantas diamini oleh Direktur Eksekutif AKKI Steve Marta. Dia bilang, kontraksi bisnis kartu kredit sebenarnya telah dimulai sejak bertahun-tahun lalu. Namun, penurunan paling besar terjadi di awal pandemi Covid-19, yang mana pada saat itu pertumbuhan kartu kredit anjok hingga lebih dari 50%. 

Padahal, di tahun 2019, kinerja bisnis kartu kredit bisa dibilang menjadi yang paling tinggi sejak 2017. Saat itu, jumlah dan nilai transaksi kartu kredit masing-masing mencapai 340.248.590 kali dan Rp332.644.750. Adapun untuk jumlah kartu yang diterbitkan tercatat ada sebanyak 17.487.057 buah.

Steve menyatakan di tahun-tahun sebelumnya penggunaan kartu kredit turun karena semakin ketatnya persaingan bisnis di antara para penerbit kartu kredit dan mulai marak pembayaran digital, termasuk paylater. Namun, saat pandemi menerjang, pertumbuhan kartu kredit makin seret.