Jeblok, kinerja APBN hingga akhir Oktober 2019

Secara umum dapat dinilai bahwa kinerja APBN 2019 berdasar realisasi hingga akhir Oktober terbilang buruk.

Awalil Rizky

“Kinerja Fiskal Tetap Terjaga di Tengah Tekanan Ekonomi Global,” merupakan judul rilis Kementerian Keuangan tentang realisasi APBN hingga akhir 2019, pada Senin lalu. 

Judul rilis yang terkesan berlebihan, makin terbiasa disampaikan oleh pemerintah. Seolah segalanya berjalan on track, bahkan makin membaik. Klaim yang sebenarnya tidak didukung oleh fakta atau data.

“Hingga akhir Oktober 2019, realisasi pendapatan negara dan hibah telah mencapai Rp1.508,91 triliun atau 69,69% dari target APBN 2019 dan masih tumbuh dengan positif,” kata rilis itu. Padahal, realisasi itu lebih rendah dibanding realisasi kurun waktu yang sama pada 2018 (78,70%) dan 2017 (71,37%). 

Capaian terasa makin buruk jika diperbandingan antar akhir tahun era pemerintahan. Realisasi hingga akhir Oktober 2014 (era SBY II) tercatat jauh lebih tinggi, mencapai 74,50% dari target APBN.

Pendapatan negara juga hanya bertambah Rp18 triliun dibanding tahun lalu. Dari Rp1.491,07 triliun menjadi Rp1.508,91 trilun. Naik sebesar 1,2%, padahal tingkat inflasi pada kurun yang sama sebesar 3,13%.