Kemerdekaan kita, merdeka yang bagaimana?

Tidak terasa sudah lebih dari 20 tahun sejak reformasi, tetapi bangsa ini tetap cenderung memuja keuangan dan keculasan.

Ini bulan Agustus. Bulan kemerdekaan. Bulan yang baik untuk melakukan denunsiasi dan anunsiasi (refleksi dan proyeksi) atas lima problema akut warisan kolonial, yakni: 1) Darurat politik, karena sangat liberal; 2) Darurat ekonomi, karena sangat neoliberal; 3) Darurat kebudayaan, karena sangat amoral; 4) Darurat agensi, karena individualis dan fasis; 5) Darurat agama, karena sangat fundamentalis.

Kelima darurat itu menghasilkan arsitektur ekonomi politik kleptokrasi yang predatorian. Bagaimana kita melampaui keduanya? Dalam konteks postkolonial, adalah dengan menajamkan gagasan ekonomi politik strukturalis.

Apa itu ekonomi strukturalis? Mari kita jeli menjabarkan satu-satu dan pelan, sebab diperlukan kesabaran dan kejeniusan kebangsaan.

Gagasan ekonomi strukturalis adalah paham yang menolak ketimpangan-ketimpangan struktural sebagai sumber ketidakadilan sosial-ekonomi.

Paham ini mengungkapkan dan mengusut berbagai ketimpangan struktural yang berkaitan dengan pemusatan penguasaan dan kepemilikan aset ekonomi, ketimpangan distribusi pendapatan, produktivitas dan kesempatan ekonomi.