Media jangan sampai larut ikut 'kebinalan' medsos

Kalangan praktisi media daring mengonfirmasikan bahwa media website bukan lagi tujuan utama orang mencari informasi.

Fitra Iskandar

Setelah 'senja kala media cetak' karena perkembangan dunia teknologi informasi yang makin masif, kini media daring arus utama pun mulai diramalkan segera masuk ke era 'senja kala'. Media sosial digadang-gadang mengambil alih posisinya. Ini prediksi yang seolah telah terkonfirmasi. Tetapi di sejumlah aspek, prediksi ini sepertinya tidak akan berlaku.

Apa yang terjadi hari ini di dunia maya, memang sudah berubah dari sekitar lima tahun lalu, ketika Instagram baru tumbuh di Indonesia. Mengapa Instagram yang paling depan disebut untuk membahas persinggungan media berita daring arus utama dan media sosial? Karena secara karakter, Instagram punya gen yang paling mirip dengan website berita.   

Hari-hari ini kita bisa melihat Instagram tampil makin akomodatif sebagai saluran yang bisa dipakai untuk mengunggah konten informatif.  

Seperti media sosial lain, platform Instagram diwarnai fase perkembangan variasi konten. Dari semula hanya didominasi oleh konten selfie, dan unggahan personal lain, kemudian diwarnai lapak-lapak online shop, kemudian kreatifitas penggunanya mulai merambah ke gaya-gaya konten media berbasis website. 

User experience dan user interface Instagram memang paling ramah konten. Video, infografis, foto bisa bersanding dengan caption seperti pada badan berita di website berita.