Peran wanita di Republik Islam Iran

Iran kini di bawah kepemimpinan Ayatollah Khamenei telah membuka jalan bagi kehadiran kaum perempuan di arena politik, sosial, budaya.

Foto dokumen pribadi.

Revolusi masyarakat Iran terjadi 43 tahun lalu atau 1979 berangkat dari cita-cita dan tuntutan bangsa Iran akan keadilan, kemandirian, dan kebebasan. Revolusi Islam Iran berhasil dimenangkan oleh masyarakat Iran di bawah kepemimpinan mulia Ayatullah Ruhollah Khomeini, pendiri Republik Islam Iran. Juga atas partisipasi besar dan aktif dari kaum pria dan wanita dari berbagai suku, etnis, ras, dan agama. Kemenangan revolusi Islam Iran sejak 1979 hingga kini menjadi sumber perubahan budaya, sosial, dan politik yang besar di Iran.

Perkembangan dan kemajuan Revolusi Islam harus dilihat dan diukur dari segi kemajuan dan baiknya tata pemerintahan. Iran yang sebelumnya berada di bawah sebuah rezim otoriter, melalui revolusi masyarakatnya melepaskan diri dari ketergantungan politik dan militer terhadap berbagai kubu kekuatan di dunia dan melaksanakan demokrasi di negaranya. Meskipun harus diakui di tahun-tahun pertama setelah revolusi Islam Iran dan ketika Iran ingin berdiri di atas kaki sendiri mengalami berbagai fitnah dan gejolak dari kelompok sparatis yang dibantu oleh pihak asing. 

Walau demikian, Iran selama 4 dekade belakangan ini meraih berbagai kemajuan dan perkembangan positif. Bukti nyata dari keberhasilan ini adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Iran yang meningkat, dari 0,437 pada 1980 menjadi 0,798 pada 2019. Angka ini berhasil menempatkan Iran di ambang masuk ke dalam jajaran negara-negara maju dalam hal pembangunan manusia.

Dalam hal ini, peran perempuan menjadi sangat penting. Ayatullah Khomeini, pendiri Republik Islam, menyatakan bahwa perempuan harus berkontribusi dan hadir dalam berbagai perkembangan yang menentukan nasib dan masa depan negara. Iran kini di bawah kepemimpinan Ayatollah Khamenei telah membuka jalan bagi kehadiran kaum perempuan di arena politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Kehadiran perempuan dalam berbagai perkembangan negara telah terbukti dari beragam gerakan kaum perempuan di Iran selama 43 tahun belakangan ini. 

Wanita Iran bersama dengan kaum pria turun ke jalan untuk memenangkan revolusi. Sepanjang perang selama 8 tahun yang dipaksakan oleh Saddam Hossein kepada Iran, perempuan negara kami menjadi pelopor dukungan spiritual dan material. Lalu, kehadiran perempuan di bidang ilmiah dan akademik dikedepankan, sehingga setelah dua dekade jumlah mahasiswa perempuan di berbagai universitas Iran melampaui laki-laki. Saat ini lebih dari 27% wanita Iran memiliki pendidikan S1 dan S2.