Platform pesan instan WhatsApp menyatakan keprihatinannya setelah media pemerintah Iran menyerukan masyarakat untuk menghapus aplikasi tersebut. WhatsApp dituduh membagikan data pengguna kepada Israel, negara yang tengah berkonflik dengan Iran.
Stasiun televisi nasional Iran, IRIB, pada Selasa (18/6) mengimbau publik agar menghapus WhatsApp dari perangkat mereka. IRIB menuduh aplikasi milik Meta tersebut mengumpulkan data pribadi pengguna, termasuk lokasi terakhir dan isi komunikasi, lalu membagikannya kepada Israel.
Namun, juru bicara WhatsApp membantah tuduhan itu. Dalam pernyataannya kepada kantor berita AFP, WhatsApp menegaskan bahwa seluruh pesan dalam aplikasinya terlindungi oleh enkripsi end-to-end, sehingga hanya pengirim dan penerima yang dapat membacanya.
“Kami khawatir laporan palsu ini akan dijadikan alasan untuk memblokir layanan kami, padahal masyarakat justru sangat membutuhkannya saat ini,” ujar juru bicara tersebut.
Ia menambahkan, WhatsApp tidak melacak lokasi pengguna secara spesifik, tidak menyimpan log komunikasi pengguna, dan tidak membaca pesan pribadi antar pengguna. “Kami juga tidak pernah memberikan data dalam jumlah besar kepada pemerintah mana pun,” tegasnya.
Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat. Sejak Jumat lalu, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menyasar fasilitas militer, nuklir, hingga kawasan permukiman di Iran. Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal dan drone, termasuk rudal hipersonik ke wilayah Israel pada Rabu pagi (19/6).
Pemerintah Iran pada Jumat lalu mengumumkan pembatasan akses internet sementara selama masa konflik. Sejumlah situs dan aplikasi digital dilaporkan tidak dapat diakses secara penuh.
Otoritas setempat juga meminta warga untuk membatasi penggunaan perangkat yang terhubung ke internet dan meningkatkan kewaspadaan digital. Para pegawai negeri sipil dan aparat keamanan bahkan dilarang menggunakan perangkat pintar seperti ponsel, jam tangan digital, maupun laptop selama berlangsungnya serangan udara Israel.
Sejak gelombang protes nasional akibat kematian Mahsa Amini pada 2022, pemerintah Iran memang telah memblokir sejumlah aplikasi dan layanan daring, termasuk WhatsApp.(arabnews)