Tim ekonomi Kabinet Jokowi II kurang meyakinkan

Tim ekonomi kabinet Jokowi II tampak kurang meyakinkan bisa mengatasi persoalan ekonomi Indonesia.

dok. pribadi Awalil Rizky

Tim ekonomi kabinet Jokowi II tampak kurang meyakinkan bisa mengatasi persoalan ekonomi Indonesia. Tantangan jangka pendek dan jangka menengah yang dihadapi memang berat. Bahkan, sangat berat. Profil dan rekam jejak para menteri yang bertugas langsung menghadapinya, terlihat tidak memadai. 

Tantangan jangka pendek adalah mencegah resesi ekonomi. Resesi telah terjadi di beberapa negara dan amat mungkin menular ke banyak negara lain. Indonesia merupakan salah satunya.

Resesi ekonomi di negara industri maju berupa pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi (tumbuh minus) dalam dua triwulan beturut-turut atau lebih. Untuk negara yang perekonomiannya masih banyak bergantung pada sektor nonindustri dan sektor jasa modern, perlu dipakai ukuran yang sedikit berbeda. Yaitu laju pertumbuhan yang turun signifikan, tidak harus minus.

Ukuran kedua itu lebih cocok untuk perekonomian Indonesia. Oleh karena kontribusi pertanian dan jasa nonmodern masih amat besar dan cenderung stabil, maka ada batas bawah “alamiah” dari pertumbuhan ekonomi. Terjadinya penurunan laju pertumbuhan ataupun kontraksi pada sektor industri tidak otomatis membuat pertumbuhan ekonomi menjadi negatif.

Kenyataannya, industri pengolahan telah tumbuh melambat selama empat triwulan terakhir. Perlambatan masih berlangsung perlahan, namun berpotensi makin melambat pada triwulan selanjutnya. Hal itu akan menekan laju pertumbuhan ekonomi keseluruhan, sehingga dapat dikategorikan terjadinya resesi.