Kominfo: Hoax kerusuhan Papua terorganisir

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan setidaknya 300.000 URL berita hoax dalam kerusuhan Papua.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan setidaknya 300.000 URL berita hoax dalam kerusuhan Papua. / Pixabay

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan setidaknya 300.000 URL berita hoax dalam kerusuhan Papua. Kominfo menemukan fakta-fakta bahwa memanasnya situasi di Papua dan Papua Barat disebabkan oleh media sosial (medsos).

Pelaksanan Tugas (plt) Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu mengatakan ada peran oknum yang tidak bertanggung jawab dalam konflik Papua. Mereka telah memviralkan pemberitaan hoaks secara terorganisir.

"Bahkan sejak 18 Agustus 2019 terdapat 300.000 Uniform Resource Locator (URL) terpapar berita bohong atau hoaks terkait kerusuhan di Papua dan Papua Barat beberapa waktu lalu," kata Ferdinandus di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta, Jumat (30/8).

Oleh sebab itu, Kominfo pada akhirnya membatasi akses internet di Papua. Pasalnya jika itu tidak dilakukan akan memiliki dampak berbahaya. Sebanyak 300.000 konten hoaks itu dapat dikonsumsi masyarakat Papua dan memicu situasi menjadi lebih panas.

Konten tersebut sangat provokatif dan dapat menambah sakit hati masyarakat Papua dan Papua Barat. Selain itu, masyarakat Papua dan Papua Barat juga semakin banyak yang terpapar berita bohong.