Liputan kawin paksa wanita Rohingya ini dinilai bisa menjadi agenda pembahasan untuk pembuat kebijakan.
Sebuah liputan mencekam yang mengekspos pernikahan paksa dan eksploitasi seksual para wanita Rohingya telah dianugerahi hadiah utama Lorenzo Natali Media Prize.
Penghargaan, yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Komisi Eropa untuk Kemitraan Internasional (DG INTPA), mengakui jurnalis yang bekerja luar biasa menjelaskan masalah-masalah seperti demokrasi, hak asasi manusia, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim.
Edisi tahun ini, para juri memilih untuk menghargai jurnalis India Pari Saikia dengan hadiah utama atas artikel investigasinya yang menyingkap tindakan keras militer Myanmar pada Muslim Rohingya dan keadaan yang diderita oleh para wanita yang melarikan diri.
Melalui kesaksian yang mengerikan, Saikia mencatat bagaimana wanita Rohingya ditipu oleh para pedagang manusia untuk menikahi pria yang tidak dikenal di Kashmir. Artikel ini menceritakan pelecehan yang berulang, para pengantin yang tercengkeram di tangan pasangan mereka dan pencarian mereka yang putus asa untuk bersatu kembali dengan keluarga.
Juri menggambarkan pekerjaan Saikia sebagai "liputan mencerahkan dengan potensi untuk membawa topik ke dalam agenda pembuat kebijakan dan mempengaruhi perubahan yang diperlukan demi melindungi wanita yang rentan". Kisah ini awalnya diterbitkan oleh Vice Media India.