Pegasus dan kematian tragis para jurnalis kritis

Pegasus, spyware bikinan Israel, terdeteksi digunakan untuk memata-matai setidaknya 180 jurnalis di berbagai belahan dunia.

Ilustrasi Pegasus, spyware bikinan NSO Group. Alinea.id/Bagus Priyo

Cecilio Pineda Birto baru saja berayun masuk ke hammock saat sejumlah pria bersenjata mendekatinya. Menurut saksi mata, pria-pria asing itu langsung memberondong tubuh bongsor Pineda. Setidaknya sepuluh letusan terdengar.

Pineda tewas bersimbah darah. Peluru menembus dada dan leher wartawan lepas berusia 38 tahun itu.

Eksekusi Pineda terjadi pada 2 Maret 2017. Petang itu, Pineda baru memasukkan pick-up miliknya sebuah tempat cuci mobil di Ciudad Altamirano, Tierra Caliente, Meksiko. Ia memutuskan ngaso di hammock sembari menunggu mobilnya digarap. 

Dua jam sebelumnya, ia baru saja bikin broadcast di Facebook Live. Dalam siaran itu, Pineda menuding oknum polisi dan politikus lokal berkolusi dengan geng narkotika Meksiko yang terkenal dengan nama El Tequilero. 

Tak diketahui siapa yang mengeksekusi Pineda ketika itu. Namun, hasil investigasi bertajuk The Pegasus Project yang dirilis baru-baru ini menunjukkan nomor ponsel Pineda turut dipesan untuk jadi target Pegasus, spyware yang dikembangkan oleh NSO Group. Pesanan itu masuk beberapa pekan sebelum Pineda tewas.