'Standar ganda' Jurnalis terhadap invasi menuai kritik pedas

Koresponden senior CBS News di Kiev Charlie D'Agata mengatakan bahwa konflik di Ukraina tidak seperti konflik di Irak.

Tank dalam invasi Rusia ke Ukraina. Foto Istimewa

Kritik mengenai standar ganda hasil liputan media barat terhadap serangan Rusia di Ukraina datang dari pengguna media sosial. 

Standar ganda merupakan sebuah keadaan di mana kita memberikan penilaian, reaksi, perilaku, atau sikap yang berbeda kepada suatu kelompok tertentu pada sebuah kasus yang serupa. Kritik standar ganda ini muncul setelah media barat terus-terusan memberitakan konflik ini, namun tidak berlaku untuk konflik lain di seluruh dunia yang sama pentingnya.

Aljazeera, Selasa (1/3) menulis bahwa kecepatan respons internasional terhadap Rusia dan Ukraina tidak berlaku untuk konflik lain di seluruh dunia. Pakar media, jurnalis, dan tokoh politik telah dituduh memiliki standar ganda karena memuji perlawanan bersenjata Ukraina terhadap pasukan Rusia, tetapi tidak pernah menekankan bahwa konflik serupa juga terjadi di negara lain.

Koresponden senior CBS News di Kiev Charlie D'Agata mengatakan bahwa konflik di Ukraina tidak seperti konflik di Irak atau Afghanistan yang telah berkecamuk selama beberapa dekade. “Saya juga harus memilih kata dengan berhati-hati untuk menulis berita. Ini adalah kota di Eropa di mana konflik tidak diharapkan akan terjadi,” ujar D’Agata.

Komentar itu disambut cemooh dan kemarahan di media sosial. Pasalnya pernyataan itu justru menyulut dehumanisasi yang lebih luas bagi orang-orang non-Eropa terlebih membawa budaya rasisme untuk meminggirkan orang-orang non-kulit putih.