50% warga Bogor ragu-ragu Covid-19 ada

Karenanya, pemerintah pusat diminta memperhatikan 3 hal sebelum melaksanakan program vaksinasi.

Proses simulasi vaksinasi Covid-19 Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jabar, Senin (16/11/2020). Dokumentasi Pemkot Bogor

Wali Kota Bogor, Bima Arya, meminta pemerintah pusat memperhatikan tiga hal sebelum melaksanakan program vaksinasi Covid-19. Pertama, sosialisasi dan edukasi; kedua, target; dan ketiga, teknis simulasi pemberian.

"Karena jangankan vaksin, hingga hari ini masih ada warga yang tidak percaya bahwa Covid-19 itu nyata dan ada. Data di Kota Bogor, 19% tidak percaya adanya Covid-19 dan 50% yang ragu-ragu. Jadi, menurut saya, vaksin paling menentukan adalah pemahaman warga tentang vaksin," tuturnya.

Dirinya membagi tiga kategori warga yang enggan diberi vaksin. Pertama, karena tidak percaya Covid-19 itu ada dan nyata. Kedua, menolak dengan dalih keagamaan dan ada takut. Terakhir, tidak percaya aman bagi tubuh.

Untuk itu, Bima mendorong adanya edukasi dan pemahaman yang baik agar dapat merespons positif. "Kita tidak sendiri, tetapi harus berkolaborasi."

"Perlunya keterlibatan para tokoh agama dan tenaga medis. Jadi, aspek pertama adalah sosialisasi," sambungnya, mencuplik situs web Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.