close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Proses simulasi vaksinasi Covid-19 Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jabar, Senin (16/11/2020). Dokumentasi Pemkot Bogor
icon caption
Proses simulasi vaksinasi Covid-19 Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jabar, Senin (16/11/2020). Dokumentasi Pemkot Bogor
Nasional
Jumat, 04 Desember 2020 14:44

50% warga Bogor ragu-ragu Covid-19 ada

Karenanya, pemerintah pusat diminta memperhatikan 3 hal sebelum melaksanakan program vaksinasi.
swipe

Wali Kota Bogor, Bima Arya, meminta pemerintah pusat memperhatikan tiga hal sebelum melaksanakan program vaksinasi Covid-19. Pertama, sosialisasi dan edukasi; kedua, target; dan ketiga, teknis simulasi pemberian.

"Karena jangankan vaksin, hingga hari ini masih ada warga yang tidak percaya bahwa Covid-19 itu nyata dan ada. Data di Kota Bogor, 19% tidak percaya adanya Covid-19 dan 50% yang ragu-ragu. Jadi, menurut saya, vaksin paling menentukan adalah pemahaman warga tentang vaksin," tuturnya.

Dirinya membagi tiga kategori warga yang enggan diberi vaksin. Pertama, karena tidak percaya Covid-19 itu ada dan nyata. Kedua, menolak dengan dalih keagamaan dan ada takut. Terakhir, tidak percaya aman bagi tubuh.

Untuk itu, Bima mendorong adanya edukasi dan pemahaman yang baik agar dapat merespons positif. "Kita tidak sendiri, tetapi harus berkolaborasi."

"Perlunya keterlibatan para tokoh agama dan tenaga medis. Jadi, aspek pertama adalah sosialisasi," sambungnya, mencuplik situs web Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

Menyangkut sasaran penerima vaksin, Pemkot Bogor akan memfokuskannya kepada warga usia produktif, 17-59 tahun. Namun, kuota awal hanya 20% dari total yang telah ditetapkan atau sekitar 160.000 jiwa.

Dari jumlah tersebut, nantinya akan disortir kembali. Salah satu di antaranya, warga yang tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid).

"Jadi, kita tetapkan sasaran seperti apa. Kita perlu untuk memastikan administratifnya terpenuhi, kita cross check dengan Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) dan yang lainnya," jelas politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

"Setelah target usia secara keseluruhan, di samping usia produktif, pemberian vaksin juga didasari skala prioritas. Di antaranya para tenaga pendidik; pelayan publik termasuk di dalamnya ASN, TNI dan Polri; baru kemudian yang lainnya," imbuhnya.

Mengenai teknis simulasi vaksinasi, bagi Bima, perlu menentukan lokasi, petugas, hingga prosesnya. Pemkot Bogor telah berkali-kali melaksanakannya dan diklaim berjalan lancar.

"Sosialisasi, edukasi, identifikasi target, dan teknis pemberian di lapangan ini hal yang utama. Tahapan yang ada terus kami koordinasikan dan kami sempurnakan. Artinya, kapan pun vaksin datang, kami semua sudah siap," tandasnya.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan