58.000 rumah bagi korban gempa Lombok ditarget dua bulan rampung

Optimisme ini disebabkan adanya penambahan ribuan tenaga fasilitator yang akan membantu pembangunan.

Seorang perempuan berjalan dekat bangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk korban gempa di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Selasa (29/1)./ Antara Foto

Pemerintah menargetkan pembangunan rumah warga korban gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB), dapat tuntas dalam waktu 60 hari, atau pada April 2019. Ada 58.000 unit rumah yang akan dibangun, setelah rusak berat akibat guncangan gempa.

"Target kita dua bulan harus selesai 58.000 unit rumah, dari total 73.000 rumah rusak berat," kata Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman NTB, I Gusti Bagus Sugihartha, di Mataram, Kamis.

Menurutnya, pembangunan 58.000 unit rumah tersebut dilakukan dengan menggandeng ribuan pengusaha. Mereka yang dilibatkan di antaranya berasal dari organisasi seperti Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Real Estate Indonesia (REI), Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), dan Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo).

"Mereka ini akan bekerja bersama ribuan tenaga fasilitator yang diterjunkan pemerintah," ujar Sugihartha.

Menurutnya, jumlah tenaga fasilitator yang ada saat ini diyakini dapat memenuhi target tersebut. Selama ini, kurangnya tenaga fasilitator menjadi kendala pembangunan rumah, sehingga penyelesaiannya kerap terhambat.