8.658 warga masih mengungsi dua bulan pascagempa Sulbar

Para pengungsi tersebar di 53 pos pengungsian di Kabupaten Mamuju dan Majene.

Warga korban gempa memindahkan bantuan logistik dari helikopter BNPB yang mendarat di Malunda, Kabupaten Majene, Sulbar, Rabu (20/1/2021). Foto Antara/Abriawan Abhe

Sebanyak 8.658 warga masih korban gempa magnitudo 6,2 di Mamuju-Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), hingga kini. Padahal, insiden berlangsung dua bulan silam, 15 Januari 2021.

Sebanyak 7.885 warga di antaranya mengungsi di 48 titik pos pengungsian di Mamuju, sedangkan 773 warga mengungsi di 5 titik di Majene per 15 Maret. "Kabupaten lain, Polewali Mandar, tidak ada lagi pengungsian," ujar ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangannya, beberapa saat lalu.

"Warga Polewali Mandar yang juga merasakan guncangan gempa sempat melakukan pengungsian pascagempa. Namun, mereka telah kembali ke rumah masing-masing," sambungnya.

Penanganan pascagempa diprioritaskan pada sektor pemerintahan, ekonomi, kesehatan, fasilitas umum (fasum), hingga transportasi antardaerah. Di sisi lain, pemerintah daerah (pemda) mengupayakan membuka akses ke daerah-daerah yang terisolasi.

Sebanyak 4 desa di Kabupaten Majene yang sempat terisolasi telah berhasil dibuka kembali dan 1 desa lainnya baru dapat dilalui kendaraan roda dua. Untuk Kabupaten Mamuju, 2 desa masih terisolasi dan 1 desa telah dapat diakses.