Akhir kontroversi salat tarawih di Monas

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk membatalkan rencana menggelar salat tarawih berjamaah di Monas setelah dihujani kritik.

Landskap kawasan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Kamis (10/5)./ Antarafoto

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk membatalkan rencana menggelar salat tarawih berjamaah di Monas, setelah dihujani kritik banyak pihak.

Wakil Gubernur Sandiaga Uno menyatakan, keputusan membatalkan tarawih berjamaah pada 26 Mei mendatang itu telah didiskusikan pihaknya panjang lebar semalam, bersama Biro Pendidikan, Mental, dan Spiritual (Dikmental).

"Sudah diputuskan bahwa kita mengikuti saran ulama dan kita akan koordinasi memindahkan acara tarawih yang tanggal 26 tetap berlanjut di Masjid Istiqlal," ujar Sandi di Balai Kota Jakarta, Selasa (22/5).

Wacana menggelar salat tarawih di Monas sebelumnya mengundang perdebatan di jagad maya. Para tokoh pun buka suara mempertentangkan mengingat jarak Monas dengan Masjid Istiqlal yang tak seberapa jauh.

"Salat di lapangan sepertinya kurang elok sementara masih ada masjid besar sebelahnya yang bisa menampungnya," kata Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis.