Akun pengurus BEM UI diretas, Pengamat: Hambat pemerintahan digital

Akun media sosial sejumlah pengurus BEM UI diretas usai kritik bertajuk "Jokowi: The King of Lip Service" viral.

Ilustrasi. Alinea.id/Dwi Setiawan

Setelah Instagram Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengunggah kritik bertajuk "Jokowi: The King of Lip Service", akun media sosial para pengurusnya diretas.

Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, mengecam keras peretasan tersebut. Dia juga mengkritik dosen UI, Ade Armando, yang menyatakan "dulu masuk UI nyogok, ya?" dalam merespons kritik itu.

"Ini (peretasan) termasuk kejahatan siber yang membahayakan demokrasi dan memperlambat bangsa kita menuju pemerintahan digital. (Ade Armando) ini, kan, aneh, masa dosen galau ketika mahasiswanya mengkritik kekuasaan? Saya yakin, Presiden Jokowi pun biasa-biasa saja dikritik. Sayang, beberapa orang bertindak melewati batas. Ini bisa menurunkan kualitas demokrasi kita,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Selasa (29/6).

Hariqo mengingatkan, media sosial merupakan sarana mewujudkan pemerintahan digital sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi. Namun, mustahil tercapainya membangun pemerintahan, ekonomi, dan masyarakat digital tanpa kritik lewat media digital.

Apalagi, dia mengingatkan, cinta ataupun loyalitas BEM UI dan mahasiswa di seluruh Indonesia bukanlah pada orang per orang, tetapi NKRI. Sudah semestinya mahasiswa bertugas mengawasi dan mengkritik rezim tanpa mempedulikan siapa presidennya.