Seruan salat Jumat diganti salat Zuhur terus bergulir

Menjaga diri agar tidak terjangkit virus Covid-19 lebih diutamakan.

Kaum muslim mendengarkan khotbah yang disampaikan khatib saat shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (6/3). Ketua Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla, mengimbau seluruh jajaran pimpinan wilayah, daerah, cabang dan ranting untuk melakukan langkah sanitasi siaga bersama, antara lain menjaga kebersihan lantai masjid atau mushola, tempat wudhu, karpet dan alat shalat secara rutin dalam upaya pencegahan wabah virus corona. Foto Antara/Ampelsa/aww.

Anjuran mengganti salat Jumat dengan salat Zuhur terus bergulir. Ketua Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsudin mengingatkan kepada seluruh umat Islam, anjuran ini didasarkan atas tuntutan Alquran dan hadis serta prinsip hukum Islam. 

"Untuk sementara waktu dianjurkan agar salat berjemaah, termasuk salat Jumat di masjid diganti dengan salat Zuhur di rumah masing-masing," katanya dalam keterangan via video di Jakarta, Jumat (20/3).

Dia menyatakan, bahwa Indonesia saat ini dalam keadaan darurat dengan derajat kedaruratan telah ditentukan oleh pemerintah, ulama dan para zuama setempat. Oleh karena itu, menjaga diri agar tidak terjangkit virus SARS-COV-2, penyebab penyakit Covid-19, diutamakan. "Menghindari kemudaratan lebih penting, untuk dikedepankan dari sekadar mewujudkan kemaslahatan," ujar dia.

Untuk itu, dia meminta, umat Islam juga membudayakan hidup bersih dengan membersihkan masjid, mushala, dan lingkungan. Sebab, kebersihan seperti rutin mencuci tangan dan membasuh wajah terutama wudu sangat dianjurkan guna menghindari diri dari kemungkinan penyebaran virus berbahaya tersebut.

Namun, Mantan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu menekankan, hal paling penting yang perlu tetap dilakukan umat islam, adalah berdoa kepada Allah SWT agar semuanya diberi perlindungan dan dibebaskan dari wabah Covid-19.