Antisipasi radiasi nuklir, Bapeten akan pasang 126 detektor

Sebelumnya ditemukan paparan radiasi bahan radioaktif Cesium 137 di tanah kosong di samping lapangan voli Perumahan Batan Indah, Serpong.

Tim Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Tim Teknis Kimia Biologi Radioaktif (TKBR) Gegana Brimob Mabes Polri melakukan Dekontaminasi terhadap temuan paparan tinggi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/2). Foto Antara/Muhammad Iqbal/foc

Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) akan memasang 126 detektor radiasi berupa Radiation Data Monitoring System (RDMS) di stasiun-stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di seluruh Indonesia. Langkah ini untuk meningkatkan deteksi dan pemantauan radiasi nuklir di lingkungan.

"Kami punya rencana memasang 126 RDMS, sebuah detektor nuklir, di stasiun-stasiun BMKG. Sudah terpasang 15 RDMS di tahun lalu. Jadi nanti akan ada 20 sampai 22 dipasang (tahun ini)," kata Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta, Selasa (18/2).

Bapeten juga akan sering menerjunkan inspektur ke lapangan yang membawa detektor radiasi bergerak dengan tas punggung untuk menjangkau daerah-daerah lain di Indonesia. Mereka akan memantau radiasi di lingkungan, demi menjaga keselamatan masyarakat.

"Sehingga tidak hanya daerah Serpong yang diawasi, tetapi juga bisa tempat lain untuk menemukan apakah ada radiasi nuklir di tempat lain atau tidak," tuturnya.

Bapeten juga akan memasang Radiation Portal Monitor (RPM) ke luar atau masuknya barang radioaktif ilegal dan berbahaya ke wilayah Tanah Air.