Awas, ada hoaks beredar usai tsunami Selat Sunda

Kemenkominfo menyatakan dua kabar hoaks terdeteksi usai tsunami di Selat Sunda.

Sejumlah warga mencari korban meninggal di antara reruntuhan rumah yang porak poranda diterjang tsunami di Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Minggu (23/12)./ Antara Foto

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menemukan dua hoaks usai peristiwa tsunami di Selat Sunda pada Sabtu (22/12). Dua kabar hoaks tersebut disampaikan melalui media sosial dan aplikasi pesan singkat.

"Hasil penelusuran Direktorat Pengendalian Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo dengan mesin AIS, ditemukan usai peristiwa tsunami di Pantai Barat Provinsi Banten dan Lampung Selatan pada tanggal 22 Desember 2018 Pukul 21.27 WIB," kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/12).

Hoaks pertama adalah keberadaan alat deteksi letusan gunung. Kabar tersebut diunggah melalui media sosial yang menyebut adanya alat deteksi letusan gunung yang dipasang pemerintah pusati di Desa Selat Duda. Alat tersebut disebutkan dapat mendeteksi letusan gunung dalam kurun waktu dua jam sebelum terjadi letusan. 

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho telah mengklarifikasi kabar bohong ini. Menurutnya, alat ini merupakan sirine yang tak mampu mendeteksi letusan gunung.