Abu Bakar Ba'asyir bebas, eks bomber Bali bicara 2 macam kelompok radikal

Ali Imron bahas kelompok radikal utuh dan setengah radikal.

Yusril Ihza Mahendra saat mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat Jumat (18/1/2019)/Antara Foto.

Ali Imron, eks Bomber Bali, membeberkan dua macam kelompok radikal yang sampai hari ini masih harus terus diawasi pergerakannya di Indonesia, yakni kelompok radikal utuh dan setengah radikal.

“Teroris itu masuk dalam kelompok radikal, dan yang setengah kelompok ini masuk dalam kelompok yang di bawah teroris. Kelompok yang setengah radikal ini, mereka taat terhadap Pancasila, tetapi kenyataanya mereka menggerogoti Pancasila karena memiliki tujuan-tujuan tertentu,” ungkapnya dalam webinar bertema “Menjaga Atmosfer Toleransi” yang ditayangkan di channel YouTube Kemkominfo TV, Jum’at (8/1).

Mantan napi teroris ini menjelaskan, kelompok setengah radikal tersebut bisa masuk dan berbaur dalam berbagai ruang atau institusi, seperti pemerintahan, perguruan tinggi, bahkan bisa menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Namun, sambung Ali, lain halnya dengan kelompok radikal utuh yang tidak berbaur atau masuk dalam pelbagai ruang-ruang insitusi, melainkan menjadikan dakwah sebagai medium untuk menanamkan bibit-bibit atau paham radikal.

“Karena jalannya adalah mendakwah, ceramah, sampai menjadi guru atau ustaz di berbagai lembaga pendidikan dan di manapun. Ini yang digunakan oleh teroris untuk mempengaruhi orang, jadi semuanya akan kena dakwah mereka,” paparnya.