Bayi dan manula disarankan kurangi aktivitas di luar rumah

Penurunan kualitas udara di musim kemarau harus diantisipasi kelompok masyarakat rentan, seperti bayi dan manula.

Seorang bayi berada di tengah sejumlah pemudik yang berebut masuk ke dalam bus untuk pulang ke kampung halaman mereka dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (6/6)./ Antara Foto

Kepala Seksi Penanggulangan Pencemaran Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Agung Pujo Winarko, menyatakan kualitas udara Jakarta menurun pada musim kemarau. Namun pada musim hujan atau awal tahun, kualitas udara Jakarta dinilai cukup bagus.

Pernyataan Agung ini merupakan tanggapan atas komentar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, menyebut udara di Jakarta tidak sehat bagi bayi dan manula. 

"Bagi orang normal biasa saja, untuk bayi dan manula juga tidak ada masalah ketika musim hujan. Ketika masuk musim kemarau, dengan PM 2,5 yang meningkat, harus diantisipasi saja bagi mereka yang sensitif," ujar Agung saat dihubungi, Jumat (12/7).

Karena itu, kelompok masyarakat yang sensitif dan rentan seperti bayi dan manula, perlu mempersiapkan diri secara ekstra menjelang musim kemarau. Sebab di musim kemarau, polusi udara juga mengalami peningkatan.

Mengutip data yang dikumpulkan lembaganya, dia mengatakan kualitas udara Jakarta cukup bagus pada Januari, Februari, Maret, dan April. Sempat terjadi penurunan di awal musim kemarau. Namun menurut Agung, statusnya sudah kembali membaik.