Bencana akibat Geotermal, dari gempa sampai tanah amblas

Selain itu, proyek geotermal juga merusak atau mencemari air dan udara.

Ilustrasi Proyek Pembangkil Listrik tenaga Panas Bumi atau geothermal. Foto: Pixabay

Koordinator Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (Kruha), Muhammad Reza Sahib, membeberkan dampak dari bahayanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) atau Geotermal. Dari mulai gempa bumi, pencemaran air, hingga tanah amblas. 

“Setidaknya itulah yang terlihat dari geotermal di Mataloko Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Gunung Talang di Padang, Sumatera Barat,” kata Reza dalam sebuah diskusi di Jakarta pada Senin (9/9).

Reza menjelaskan, teknologi yang digunakan dalam pembangunan PLTPB dapat menyebabkan gempa minor. Hal tersebut terjadi di Basel, Swiss dan Busan di Korea dengan kekuatan gempa mencapai 3 hingga 5 skala richter. Selain itu, dampak lainnya adalah pencemaran air karena geotermal bisa merusak komposisi air yang ada di dalam tanah.

“Terus juga dampak pencemaran air karena itu dipaksa supaya panas keluar dan itu seringkali merusak komposisi mineral, termasuk keluarnya racun arsenik,” kata Reza. 

Tak cukup sampai di situ, kata dia, pembanguan Gheotermal juga mengakibatkan tanah amblas. Hal itu terjadi karena air yang ditarik secara terus-menerus untuk keperluan geotermal bisa menyebabkan kepadatan tanah berkurang.