Terdampak corona, pemerintah harus berikan insentif kepada rakyat

Berikan insentif kepada rakyat merupakan kewajiban pemerintah.

Penjual melayani pembeli di salah satu toko sembako di Pasar Terong, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3). Pedagang setempat mengatakan, jumlah pembeli di pasar tradisional tersebut mengalami penurunan hingga 50 persen sejak adanya himbauan dari pemerintah untuk tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak dengan orang lain sebagai upaya antisipasi penularan virus corona. Foto Antara/Arnas Padda/yu/foc.

Pandemi virus corona atau Covid-19 semakin mengganas. Kondisi ini, mengakibatkan roda ekonomi terganggu sehingga menurunkan daya beli rakyat. Eknonom Indef Bhima Yudhistira mengingatkan, pemerintah perlu memberikan insentif bagi masyarakat yang terkena dampak Covid-19. Hal itu disebabkan, menurunnya pendapatan rakyat secara drastis.

Bhima menjelaskan, insentif tersebut utamanya untuk masyarakat kelas menengah dan bawah. Termasuk, kategori kelompok rentan serta miskin. "Memang perlu ada bantalan pengaman. Bentuk safety nett adalah penambahan jumlah Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan non-tunai, meningkatkan subsidi BBM, dan LPG 3kg," kata Bhima kepada Alinea.id, Jakarta, Kamis (19/3).

Di sisi lain, apabila ke depan pemerintah menerapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown, Bhima berpendapat setidaknya ada dua hal yang perlu dipersiapkan.

Pertama, ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat. Sebab, itu merupakan kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya, apabila karantina diberlakukan.

Meski demikian, dia ragu, apakah itu bisa dilakukan pemerintah atau tidak. "Jakarta saja punya 10,5 juta penduduk, bagaimana kebutuhan pokok bisa aman? Saya ragu,"