Bio Farma sebut vaksin pertama dan kedua tidak boleh berbeda

Hampir sebagian besar vaksinasi di dunia menggunakan rezim dua dosis. Dimana, vaksin pertama dan kedua sama.

Logo Biofarma. Istimewa

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pemberian vaksin pertama dan kedua kepada seseorang harus sama. Kendati begitu, dia mengaku belum terdapat data dampak dari vaksin yang diterima seseorang berbeda jenis vaksinnya.

"Kami menegaskan, berdasarkan hasil uji klinis dimanapun termasuk dari WHO, vaksin pertama dan vaksin kedua harus sama, selama rezim vaksin itu dua dosis," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/7).

Honesti menjelaskan, hampir sebagian besar vaksinasi di dunia menggunakan rezim dua dosis. Dimana, vaksin pertama dan kedua sama.

"Karena kita belum memiliki data, kalau seandainya vaksin pertama, katakan Pfizer dan kedua Sinovac akan seperti apa, kami belum memiliki data itu," jelasnya.

Namun demikian, kata Honesti, pemberian vaksin booster atau suntikan ketiga boleh diberikan dengan vaksin merek berbeda. Misalnya, dosis satu dan dua Sinovac, maka dosis ketiga bisa jadi diberikan vaksin lain seperti Pfizer.