BMKG: 63% wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau

El Nino membuat kemarau tahun ini lebih kering dari normalnya dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga pertengahan Juli 2023 menunjukkan, sebanyak 63% dari zona musim di Indonesia telah memasuki musim kemarau. BMKG memprediksi, El Nino membuat kemarau tahun ini lebih kering dari normalnya dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG A. Fachri Rajab, menerangkan, sejumlah daerah yang akan terdampak cukup kuat oleh El Nino adalah sebagian besar wilayah Sumatera, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung.

Seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara, kata dia, diprediksi bercurah hujan terendah dan berpotensi kering ekstrem.

Perkiraan curah hujan bulanan BMKG menunjukkan sebagai besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah. Bahkan sebagian lain tanpa hujan sama sekali hingga Oktober 2023. "Jadi harus tetap waspada akan potensi terjadinya kekeringan," kata Fachri dikutip dari laman BMKG, Rabu (2/8).

Indonesia harus siap menghadapi dampak El Nino yang membuat musim kemarau lebih panjang dari biasanya. Di Indonesia, kata Fachri, El Nino berdampak pada kondisi lebih kering sehingga curah hujan dan tutupan awan berkurang serta suhu meningkat.