BMKG jelaskan rincian dampak gempa di Banten

Meski gempa bumi di Banten tergolong dangkal, namun terasa di berbagai daerah.

Ilustrasi gempa bumi. Foto Pixabay.

Gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,6 magnitudo terjadi di selatan Banten pada Jumat (14/1) pukul 16.05 WIB. Epicenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,21 derajat lintang selatan dan 105,05 derajat bujur timur, atau berlokasi di laut pada jarak 132 km arah barat daya Kabupaten Pandeglang, Banten. 

Hipocenter gempa bumi yang tidak berpotensi tsunami itu berada pada kedalaman 40 km.

“Dengan memperhatikan lokasi epicenter dan kedalaman hipocenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng samudera Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng benua Eurasia atau tepatnya ke bawah pulau Jawa dan yang menerus ke Nusa Tenggara,” ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual, Jumat (14/1).

Gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (patahan naik). Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Pandeglang, khususnya di daerah Cikeusik dan Panimbang dengan intensitas guncangan VI MMI. Artinya, getaran dirasakan oleh semua orang dan mengakibatkan kerusakan ringan.

“Tembok plester dapat juga lepas, itu kriteria dari skala VII MMI untuk tingkat guncangan,” tutur Dwikorita.