BMKG: Musim Kemarau 2022 datang lebih lambat

Sebanyak 47% dari 342 wilayah zona musim di Indonesia akan terlambat memasuki musim kemarau.

Seorang pengendara sepeda motor melintas di jalan kawasan hutan yang daunnya kering meranggas, di Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (3/9/2018). Foto Antara

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, Musim Kemarau 2022 diperkirakan terjadi lebih lambat dari tahun sebelumnya. Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi mulai Juli-Agustus 2022.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, La Nina yang memengaruhi musim hujan masih akan bertahan hingga pertengahan 2022. Fenomena ini menyababkan potensi penambahan curah hujan masih bisa terjadi.

“Sebanyak 47% dari 342 wilayah zona musim di Indonesia akan terlambat memasuki musim kemarau,” ungkap Dwikorita dalam jumpa pers online di akun Youtube BMKG, Jumat (18/3). Namun, BMKG memperkirakan La Nina mulai melemah dan menuju ke netral pada April.  

Di samping itu, awal musim kemarau juga dipengaruhi oleh peralihan angin Monsun Asia menjadi angin Monsun Australia. Monsun Asia diperkirakan masih berembus kuat hingga Maret 2022 sehingga peralihan ke Monsun Australia baru akan terjadi April.

BMKG memerinci awal musim kemarau terjadi secara tidak bersamaan di Indonesia. Sebanyak 29,8% akan memasuki musim kemarau pada April meliputi zona musim (ZOM) Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa.