BNPB akui alat deteksi tsunami di Selat Sunda lama tak berfungsi

Sebanyak 22 Buoy Tsunami di seluruh perairan Indonesia sudah tidak beroperasi sejak 2012

Kapal rusak yang karam akibat tsunami di Kampung Nelayan Teluk, Labuan, Pandeglang, Banten (26/12/2018).ANTARA FOTO

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui alat pendeteksi tsunami di Selat Sunda sudah lama tidak berfungsi. Itu mengapa saat tsunami menerjang kawasan Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12) tak ada imbauan sebelumnya lantaran tidak diketahui oleh lembaga terkait. 

Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan untuk mendeteksi tsunami ada sebuah alat yang dipasang di tengah laut. Alat tersebut bernama buoy tsunami. Fungsinya selain mendeteksi tsunami, juga sebagai alat deteksi gelombang laut saat sedang pasang.

“Sebanyak 22 Buoy Tsunami di seluruh perairan Indonesia sudah tidak beroperasi sejak 2012," kata Sutopo di Jakarta, Rabu (26/12).

Menurut Sutopo, penyebab tidak berfungsinya alat pendeteksi tersebut dikarenakan adanya aksi vandalisme yang dilakukan orang-orang tak bertanggung jawab. Selain itu, juga karena faktor biaya pemeliharaan buoy tsunami yang jumlahnya terbatas.

"Buoy di lautan banyak yang dirusak oleh oknum. Miisalnya buoy yang dipasang di Laut Banda pada April 2009 lalu, namun pada September 2009 sudah rusak dan hanyut ke utara Sulawesi," ujarnya.