Bukan dari reaktor nuklir, asal-usul radioaktif di Tangsel masih diselidiki

Menristek Bambang Brodjonegoro menyebut kecil kemungkinan terjadi kebocoran pada reaktor nuklir.

Tim Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) melakukan dekontaminasi temuan paparan tinggi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/2/2020). Foto Antara/Muhammad Iqbal

Menteri Riset dan Teknologi atau Menristek Bambang PS Brodjonegoro mengatakan paparan radiasi radioaktif Cesium 137 di Perumahan Batan Indah, Setu, Tangerang Selatan, tidak berasal dari reaktor nuklir yang berada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau Puspiptek Serpong. Menurutnya, saat ini paparan radiasi di area tanah kosong samping lapangan voli blok J Perumahan Batan Indah, juga telah mengalami penurunan signifikan.

"Kontaminasi bahan radioaktif di lahan kosong ini bukan sebagai akibat dari kebocoran fasilitas reaktor nuklir yang memang ada di kompleks Puspiptek Serpong," kata Bambang dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/2).

Menurutnya, Badan Tenaga Nuklir Nasional atau Batan telah menangani pengoperasian kompleks reaktor nuklir di kawasan Puspiptek dengan baik dan sesuai prosedur. Karena itu, Bambang menyebut kecil kemungkinan terjadi kebocoran pada reaktor nuklir.

"Prosedur dari staf atau pegawai Batan yang bekerja di wilayah kompleks reaktor sudah berjalan dengan baik, sehingga potensi kebocoran atau penyalahgunaan relatif sudah tidak mungkin karena proses pengawasan, pengecekan, dan monitoring, di kompleks reaktor sudah sangat baik," ujarnya.

Karena itu, kata Bambang, saat ini Polri dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir atau Bapeten, menyelidiki pelaku yang membuang Cesium 137 di kawasan tersebut.