Bupati Lembata tetapkan status tanggap darurat

Bencana alam akibat siklon tropis Seroja meluluhlantakan dua desa tersebut sebelum relokasi warga dilakukan.

Situasi pascabanjir bandang yang menerjang Kabupaten Lembata, foto diambil pada Minggu (4/4/2021) siang waktu setempat. Foto: BPBD Kab Lembata

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Selasa (6/4) pukul 21.00 WIB menyebutkan, sebanyak 28 warga meninggal dunia, 44 masih hilang, 98 luka-luka, dan 958 mengungsi di Kabupaten Lembata. Untuk kerugian materiil, sebanyak 224 unit rumah rusak berat, 15 unit rusak sedang, dan 75 unit rusak ringan.

Terdapat enam titik lokasi pengungsian di Kabupaten Lembata. Yaitu, SMP Sabar Subur Betun, SDK Betun 1 dan 2, SDI Wamalae Betun, SDI Bakateu, dan SDI Kletek.

“Selain itu, terdapat satu titik posko utama yang terletak di aula Kantor Bupati dan satu titik pos lapangan di Puskesmas Waipukang,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangannya, Rabu (7/4).

Sebanyak enam kecamatan di Kabupaten Lembata terdampak banjir bandang. Yaitu, Kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan, Omesuri, Buyasuri, dan Wulandoni.

Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur pun telah menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir bandang, longsor, dan gelombang pasang. Surat Keputusan Bupati Lembata Nomor 326 menyatakan, status tanggap darurat terhitung mulai 4-7 April 2021.