Butuh jutaan alkes, Mendagri dorong UKM penuhi kebutuhan Covid-19

Sejumlah kebutuhan yang sulit didapat antara lain disinfektan, masker, dan alat pelindung diri.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (kiri) memberi salam pada sejumlah pejabat saat tiba di Griya Agung Palembang, Sumsel, Sabtu (21/3/2020). Foto Antara/Feny Selly

Alat-alat kesehatan untuk penanganan pandemi Covid-19 di sejumah daerah mengalami keterbatasan. Karena itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan menteri terkait, melakukan rapat koordinasi atau rakor jarak jauh bersama pengusaha dan 497 bupati, wali kota, dan sekretaris daerah se-Indonesia.

Menurut Tito, sejumlah alat kesehatan yang sulit didapatkan di antaranya cairan disinfektan, masker, dan alat pelindung diri. Minimnya ketersediaan tidak hanya berlaku bagi individu, tapi juga untuk tenaga medis di rumah sakit rujukan Covid-19.

"Provinsi NTT, misalnya, membutuhkan 17 juta liter disinfektan berisi chlorine. Sementara saat ini, Sumsel butuh 250 juta masker biasa dan Provinsi DI Yogyakarta masih kekurangan 3,2 juta buah APD," kata Tito dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id di Jakarta, Rabu (8/4).

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah akan mendorong perusahaan dalam negeri agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kementerian Dalam Negeri telah mendata perusahaan nasional yang memproduksi kebutuhan tersebut, lengkap dengan kapasitas produksi. Menurut Tito, industri kecil dan menengah tanah air pun dapat membantu pemenuhan kebutuhan APD.

"Sebenarnya banyak UKM, seperti usaha konveksi berbasis rumah tangga, bisa dimobilisasi untuk produksi memenuhi defisit APD," kata Tito.